1. Tinutuan
Apa itu Tinutuan? Kuliner yang satu ini adalah nama lain dari bubur Manado. Kesan pertama kali melihat tinutuan, pasti anda akan berkomentar, “Kok klentrek-klentrek ya”. (lembek cair). Memang seperti itu. Namun, soal rasa jangan ditanya. Bubur Manado yang diolah dengan sedikit beras, dan dicampur dengan aneka sayuran, seperti
kangkung, daun bayam, sambiki (labu kuning), ubi, jagung muda, gedi,
dan disantap masih panas dengan dicampur “rica roa” (sambel yang terbuat
dari ikan Rowa), rasanya “Sadap butul, ini makanan”. Nah,
jika bubur Manado ini ditambah mie, maka namanya berubah menjadi
“midal’. Di tambah dengan mie, semakin sedap bubur Manado ini. Maka,
sarapan pagi anda akan terasa nikmat dan kenyang.
2. Pangi
Anda pasti pernah mendengan “kluwak”? Kluwak adalah buah penyedap rasa yang digunakan untuk membuat rawon yang kuahnya
berwarna hitam. Nah, dari pohon yang sama, masyarakat Manado justru
memanfaatkan daun mudanya untuk dijadikan sayuran “pangi”. Proses
pembuatannya sangat unik. Daun dirajam tipis-tipis mirip seperti rajaman
daun tembakau. Namun sebelumnya, batang daun pangi dikurangi
ketebalannya. Sesudah dirajam, dan ditaruh bumbu lalu masuk dalam buluh.
Bumbunya terdiri dari daun bawang, kemangi, biji pala, jahe (goraka)
dan cabe yang diulek. Adakalanya pangi direbus setengah matang dulu,
Tapi ada juga yang tidak direbus, tergantung kebiasaan masing-masing.
Lebih enak lagi dicampur daging tawak (lemak) babi yang berfungsi
melembekkan daun pangi. Buluh yang sudah diisi pangi tadi lalu
dipanaskan di dekat bara api tapi bukan dibakar supaya buluh tidak
pecah, Setelah kira-kira satu jam secara merata kena bara api, pangi
buluh ini siap disantap.
3. Saut
Sayuran dari
batang pisang muda (batang paling dalam setelah pelepahnya dikeluarkan)
termasuk sayuran favorit kesukaan orang Manado. Dengan diiris menjadi
kecil-kecil batang pohon pisang muda itu dibumbui sama persis dengan
pangi. Biasanya dicampur dengan daging ayam atau babi. Saut termasuk
hidangan pesta, karena selalu tersedia saat kita datang ke acara.
Rasanya enak dan gurih, serta sedikit keras. Warnanya coklat.
4. Tumis Daun Pepaya
Rata-rata sayuran
kuliner khas Manado itu organik. Maksudnya, sayur-sayurnya memang
diambil dari hutan atau kebun yang tidak perlu pakai obat kimiawi. Salah
satu contohnya ada daun pepaya ini. Sayuran ini diolah
mirip dengan pangi. Bedanya dimasak di wajan atau digaro. Umumnya, daun
pepaya ini dicampur dengan daging dalam setiap pengolahannya. Supaya
rasa pahit hilang biasanya dicampur dengan jantung pisang. Jadi,
direbus dulu dan airnya dibuang lalu dimasukkan dalam wajan dan diberi
bumbu dan sedikit minyak kelapa. Daun papaya disukai karena berkasiat
mencegah segala penyakit.
5. Kangkung Tumis
Tidak seperti daun pepaya buluh, sayuran kangkung ini alih-alih menjadi pelengkap yang harus ada jika anda
mampir di rumah makan Minahasa Food atau rumah makan terapung.
Pengolahannya seperti biasa saja yaitu ditumis. Hanya bedanya pada
kangkungnya. Di Manado dan sekitarnya, kangkung mudah didapatkan di
daerah yang banyak air seperti Danau Tondano, atau di lereng-lereng
Gunung atau Bukit yang mempunyai sumber air yang mengalir. Warnya hijau
bersih (bukan agak kehitaman) dan rata-rata ukurannya besar. Uniknya,
batang kangkung pun tetap dimasak. Jika dikunyah, selain rasanya sedap,
suaranya sedikit “kriuk-kriuk”. Dicampur dengan bunga pepaya, enak juga kok.
6. Tinoransak
Awal mulanya,
Tinoransak adalah makanan tradisional yang bahan utamanya adalah daging
babi. Bumbu dan cara memasaknya hampir sama dengan pangi, yaitu
dimasukan dalam buluh lalu dipanaskan dalam bara api. Supaya warna
masakannya menarik dan tidak kusam biasanya dicampur dengan sedikit
darah sebelum dimasukkan dalam buluh. Sekarang, tinoransak
sudah menjadi jenis masakan yang meng-Indonesia sehingga dagingnya bisa
diganti daging kambing, sapi, ayam atau lainnya. Cara masaknya pun
tidak harus dimasukan di buluh, tetapi bisa di atas wajan.
7. Kawok
Nama lain dari
“kawok” adalah tikus hutan ekor putih. Ekornya yang berwarna putih
inilah yang secara khusus membedakan dengan tikus rumahan atau jalanan.
Kawok mudah didapatkan jika ada pemburu yang pulang dari hutan. Mereka
mendapatkan tikus ini di pohon-pohon besar seperti pohon Enau (pohon
saguer). Masyarakat mengolah dagingnya (tanpa ekor), dengan
dibumbui racikan batang bawang, kemangi, sereh, cabe, goraka, daun
lemon, kunyit , kepala santan. Istilah kepala santan adalah santan
pertama dari hasil remasan pertama parutan buah kelapa. Remasan
berikutnya tidak dipakai.
8. Paniki
Cara memasak
Paniki sama dengan memasak Kawok. Masak santan dengan aneka macam rempah
dicampur jahe khas hutan Manado, jadilah kuliner ekstrim yang sering
diburu oleh wisatawan. Paniki adalah kelelawar besar atau kalong. Paniki
ukuran besar banyak didapat di Sulawesi Tengah.
Mencari kuliner
ekstrem ini sangat mudah. Datangi saja rumah makan yang bertuliskan
Minahasa Food. Jika anda pergi ke Tomohon silahkan bersitirahat sejenak
di Tinoor, jalan mendaki yang berkelok-kelok dan memiliki view kota Manado dari atas. Rasa
pedasnya Paniki membuat anda tak akan berhenti makan sebelum hidangan
itu sungguh tuntas. Jangan lupa sayap-sayapnya pun enak diseruput.
Satu ekor paniki
yang belum diolah harganya mulai dari Rp. 25.000 ribu, tergantung besar
kecilnya, Kuliner ini sedikit mahal karena kalau orang tidak tahu
membersihkannya, daging masakannya terasa anyir. Tak hanya itu, untuk
mendapatkan cita rasa yang enak, lebih lama (setengah hari) di belanga
dengan api sedang, lebih sadap.
9. Tuturuga
Kalau yang satu
ini sangat langka. Tuturaga adalah sebutan untuk labi-labi atau
kura-kura. Sangat jarang didapat di pasar. Kebanyakan terdapat di rumah
makan di sepanjang pantai. Langkanya kuliner ini juga disebabkan oleh
sadarnya masyarakat dalam melestarikan binatang-binatang yang
dilindungi. Kalau ditanya soal rasa, semua masakan Manado
bercita rasa tinggi dan enak karena olahan rempahnya yang hebat.
Khasanah kuliner memasukan tuturaga sebagai salah satu jenis masakan,
sehingga dagingnya bisa diganti daging sapi, ayam atau kambing.
10. Woku Belanga
Yang dimaksudkan dengan belanga adalah wajan untuk masak atau goreng. Woku adalah bumbu masakan khas dengan
banyak rempah-rempahnya. Setelah diulek hingga lembut, lalu dioleskan
pada ikan sebelum dimasukkan dalam belanga. Bumbu ditumis di belanga
baru ikannya terakhir. Melihat masakan ini, anda akan teringat dengan
bumbu pepes ikan yang warnanya kuning. Mirip pepes katanya.
Apakah masih ada
kuliner khas Manado lainnya selain 10 kuliner tadi? Ada dan masih
banyak, Sepuluh kuliner itu adalah kuliner tradisional yang kerap
disajikan dalam pesta, seperti ulang tahun, perkawinan, masuk rumah
baru, atau peringatan arwah. Kuliner pelengkap pesta lainnya antara lain
nasi jaha, nasi bungkus, saguer, ragey, kolumbi, bergedel jagung manis,
kuah asam dan lainnya.
Pedasnya masakan
Manado membuat lidah terus bergoyang. Meski pedas biasanya saya masih
mencari rica dabu-dabu dan sambal pelengkapnya. Kuliner Manado bisa saja
dalam bentuk makanan yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan. Oleh-oleh
khas Manado antara lain Ikan Cakalang Fufu (ikan Asap), Rica Roa,
Bakasang, Clampertart, Bagea, Manisan pala, Kenari, Kacang Goyang, Krepek Talas, dan lainnya. Untuk mendapatkan kuliner itu anda bisa beli di tempat oleh-oleh di sepanjang jalan Tikala, di Wanea atau di supermarket.
sumber : http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/03/01/ekstremnya-10-kuliner-pesta-dari-manado-443281.html
0 komentar:
Posting Komentar